Pages

Selasa, 29 Oktober 2013

Instan Boleh Aja, Asalkan…..



Baru-baru ini gw mendapatkan pengalaman baru melatih sebuah kota kecil di Kalimantan bernama Sampit. Bergulirnya liga NFL memang membuat mata para penggila bola di daerah terbuka dan mulai beralih ke dunia futsal.

Beberapa bulan lalu gw bertemu dengan sekelompok manajer yang merupakan PNS dari daerah Sampit, Kalimantan Tengah. Sampit beruntung memiliki seorang Bupati mantan pemain bola, yang tentunya gila bola. Kegagalan tim sepakbola kota Sampit, Persesam di Divisi 2 membuat kekecewaan Bupati harus diobati dengan olahraga turunan sepakbola yaitu Futsal.

Jujur saja, gw datang ke Sampit beberapa minggu yang lalu dengan harapan bisa membawa banyak bakat futsal yang ada didaerah sana untuk dibawa ke Jakarta. Namun apa mau dikata, pengetahuan mereka mengenai futsal sangat minim. Dalam hal ini gw ga bisa nyalahin mereka, sosialisasi futsal di Indonesia sangat minim.


Di Sampit tidak ada pelatih futsal murni, mereka tidak pernah mengecap latihan futsal secara serius. Walhasil 3 hari seleksi dan latihan hanya bisa gw ambil 4 org pemain dengan usia dibawah 23 tahun.

Kenapa gw ambil 4 org? kenapa harus dibawah 23 tahun?

Pertimbangan gw, bila mendapatkan pengalaman di Jakarta, ke 4 org tersebut bisa jadi contoh cara bermain futsal yang baik, ingat yaaah main futsal yang baik…karena gw ga ngerasa apa yg gw berikan adalah yang paling benar.

Usia harus dibawah 23 tahun karena usia segitu masih panjang "produktifitas"nya, dan rata2 belum menikah sehingga tidak sulit meninggalkan kota kelahiran menuju Jakarta.

Sejujurnya gw merasa berdosa hanya bisa membawa 4 org. Namun waktu yang diberikan oleh gw tidaklah selama seperti di Sumbar. Waktu di Sumbar gw dapet waktu 3 bulan untuk menjuarai event di Jakarta. Sedangkan di Sampit gw hanya dapat 3 hari untuk seleksi dan melatih.

Target juara yg dikasih Bapak Bupati pun terkesan mewah mengingat kualitas pemain lokal yang sangat kurang. Namun ada sedikit dilema saat gw yang terbiasa menciptakan pemain, harus berhadapan dengan ambisi juara. Solusi yang terbaik saat itu adalah ambil pemain jadi (instan). Itu pun gw masih minta 4-5 kali latihan sebelum turnamen NFL Seri B, Grup D. 4 pemain lokal diberikan latihan di Jakarta supaya cepat beradaptasi, FYI ga ada lapangan standar internasional di Sampit jelas menyulitkan gw untuk melatih mereka.

Tapi ada permintaan khusus gw kepada Bapak Bupati, gw minta kalo target juara tercapai, dibangun lapangan standar internasional di kota Sampit. Lalu dibuatkan Coaching Clinic untuk para pelatih di kota Sampit serta  Liga Futsal Sampit untuk wadah berkembangnya bakat2 futsal disana.

Secara bayaran, Sampit FC memang mampu mendatangkan pemain-pemain tarkam papan atas Jakarta. Tapi yang gw mau itu semua hanya diawal, itu semua dilakukan agar prestasi bisa dtg terlebih dahulu, sehingga animo masyarakat disana akan lebih menggila lagi

Jadi, PRESTASI INSTAN BOLEH AJA, ASALKAN TIDAK MELUPAKAN PEMBINAAN PEMAIN LOKAL DAN PERKEMBANGAN FUTSAL DI KOTA TERSEBUT.

Mudah-mudahan Sampit FC bisa berprestasi di NFL Seri B dan akan dilanjutkan dengan dibangunnya GOR Futsal standar internasional di Sampit seterusnya akan dilaksanakan coaching clinic futsal untuk pelatih dan LIGA FUTSAL SAMPIT 2014. Semoga semua dapat berjalan dengan baik, sehingga saat gw tinggalkan nanti, Sampit FC sudah memiliki SDM lokal yang baik.