Pages

Jumat, 07 September 2012

Futsal is My Destiny (7)

PON, TEMBILAHAN DAN NOSTALGIA TAHUN LALU...

Sudah 5 hari gw berada di kota kecil ujung Riau yang gw singgahi 1 tahun lalu. Kota yang masih sama namun dengan tanggung jawab yang lebih besar. Kali ini Tembilahan menjadi tuan rumah cabang olahraga Futsal untuk PON Riau 2012.

1 bulan sebelum penyelenggaran nadasumbang mengenai persiapan stadion futsal berhamburan di media. Atap yang belum terpasang, karpet lapangan yang belum ada menjadikan tatapan sebelah mata bagi pembangunan stadion tersebut terasa wajar.

Gw cinta kota ini, karena setahun lalu mengecap manisnya juara Porda Riau cabang futsal bersama tuan rumah Indragiri Hilir. Tapi kini gw datang sebagai tamu, seperti yang elo semua tahu, gw bawa tim futsal Nusa Tenggara Timur di PON yang pertama kali ini.

Tapi entah kenapa, gw ga ngerasa seperti tamu, disini di kota kecil dekat dengan Batam ini gw ternyata masih dikenal sebagai pelatih Indragiri Hilir yang sukses meraih emas untk mereka. Berbagai ucapan selamat datang kembali gw temukan disetiap pertemuan gw dengan warga Inhil. Sungguh bahagia mengetahui apa yang gw berikan tahun lalu masih membekas dihati mereka :).

Gw gak akan berbicara banyak mengenai stadion futsal untuk PON kali ini, gw hanya bilang, gw sedih melihat kesalahan PB PON membuat malu warga Indragiri Hilir yang menjadi tuan rumah dan menjadi tempat sejarah pertama kalinya futsal dipertandingkan di eventsebesar PON.

Bagaimana dengan hasil ??

NTT ??

Tergabung di grup C bersama DKI, SUMBAR dan SULSEL seakan menyudutkan tim yang gw asuh hanya sekedar kuda hitam.

Materi pemain : DKI yang diisi setidaknya 80 % eks pemain timnas dan Sumbar yang tetap diperkuat oleh Bang Ade Lesmana, Bejo (eks Elektrik PLN), dan menambah kekuatan dengan dtgnya Ismail punggawa timnas futsal saat ini, atau Sulsel yang diperkuat 3 orang pemain muda potensial asal Depok yang salah satunya pernah bermain untuk timnas Piala AFF kemarin. NTT?? hanya putra daerah yang 80 % baru pertama kali ke Jakarta selama bulan puasa kemarin.

Persiapan : DKI yang memantapkan diri dengan berujicoba di Vietnam, Sulsel yang memilih Thailand serta Malaysia sebagai tempat melakukan Training Center, serta Sumbar yang menjadi Runner Up  Piala Gubernur Sumsel membuat persiapan kami (NTT) sebulan di My Futsal seakan tak berarti apa-apa.

Gaji Pemain :  Saya pernah ngobrol dengan pemain-pemain yang bertanding, DKI yang berkisar 3-5 juta, Sumbar 1-3 juta, Sulsel 1-3 juta, tentunya ga sebanding dengan NTT yang mendapat 350 ribu saat di Kupang dan 750 ribu saat di Jakarta-Riau.

Well, bagai bumi dan langit bukan?
Tapi gw suka di tim NTT, mereka punya semangat untuk menghadapi 3 raksasa futsal Indonesia tersebut. Walau gw sadar terkadang semangat aja nggak cukup, gw merasa waktu 1 bulan persiapan khusus bagi gw sangatlah kurang, seperti yang pernah gw bilang, gw bukan tukang sulap.

Pertandingan pertama melawan DKI kami kalah 0-3, tapi mungkin seluruh penonton yang hadir di GOR Tembilahan sepakat bahwa kami hanya kalah dipapan skor, NTT yang tertinggal setidaknya 8 tahun pengembangan futsalnya mampu menutupi ketidakcakapan bermain dengan semangat lebih.

Selama saya pegang NTT, secara permainan saat lawan DKI merupakan salah satu yang terbaik. Mereka bisa melupakan nama-nama besar yang berada di tim futsal DKI. Tapi pengalaman kami hanya sebatas bermain melawan tim-tim kelas dua di Jakarta.

Hari ini harusnya lawan Sumbar, namun kondisi lapangan yang tidak bisa dipakai karena hujan membuat pertandingan diundur besok.

Iya lawan Sumbar, sebuah nostalgia yang luar biasa buat gw. Sumbar adalah tim yang mengangkat nama gw di futsal tahun lalu, sukses membantu Sumbar juara Piala Emas 2011 dan meloloskan Sumbar ke PON membuat banyak tawaran-tawaran dari luar kota.

Sekarang kami harus berhadapan sebagai lawan, hanya 2 x 20 menit, selebihnya gw tetap keluarga mereka :)

Dan gw janji akan menghadirkan spesial blog untuk pertandingan gw melawan Sumbar besok :)

I hope,luck will be with me tomorrow :)


0 comments:

Posting Komentar